Ciomas, 29 September 2025 — Pemerintah Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, tengah mengembangkan program ketahanan pangan melalui peternakan ayam milik Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Program ini diharapkan dapat menyediakan daging dan telur dengan harga terjangkau bagi masyarakat sekaligus mendukung kebijakan makan bergizi gratis. Namun, warga sekitar kandang ayam mulai mengeluhkan munculnya banyak lalat dan bau tidak sedap.


Kepala Desa Pagelaran, Yusuf, menjelaskan bahwa sejak awal rencana pembangunan kandang ayam sudah disosialisasikan kepada warga. Menurutnya, program ini bukan hanya soal produksi pangan, tetapi juga memiliki nilai edukasi.


“Sebelum membuat kandang, kami sudah kumpulkan warga untuk menjelaskan rencana ini sekaligus meminta persetujuan. Kami juga sudah mengajukan ke Dinas Peternakan, dan Alhamdulillah disambut baik karena program ini bisa menjadi percontohan ke depan,” kata Yusuf saat ditemui di kantor kerjanya, Senin (29/9/2025).


Untuk meminimalisir dampak lingkungan, pihak desa menerapkan sistem bio konversi, yaitu pemanfaatan kotoran ayam agar dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang bermanfaat. Salah satu hasilnya adalah maggot yang bisa digunakan sebagai pakan ikan lele.


“Selama ini bio konversi hanya sebatas wacana, tapi kami di Pagelaran langsung mempraktekkan. Dengan metode ini, bau bisa diminimalisir, dan maggot hasil penguraian kotoran bisa jadi pakan ikan lele. Di lokasi kandang ayam, kami juga buat beberapa kolam lele agar lebih bermanfaat,” jelasnya.


Yusuf juga menuturkan bahwa tingginya harga pakan sering membuat peternak ayam dan ikan gulung tikar. Karena itu, pemanfaatan maggot dari bio konversi dianggap sebagai solusi untuk menekan biaya. Bahkan, sisa makanan dari program makan bergizi gratis juga diolah kembali untuk pakan ayam.


“Dengan begitu, biaya pakan bisa lebih hemat dan tetap higienis. Tapi memang, jika jumlah maggot dan kotoran ayam tidak seimbang, bisa memicu banyak lalat. Maka kami terus berupaya menjaga keseimbangan agar masalah bau dan lalat bisa ditekan,” tambah Yusuf.


Ia mengakui program ini masih dalam tahap belajar dan penyempurnaan. Namun, pihaknya berkomitmen agar dampak negatif bagi warga dapat diminimalisir.


“Harapan kami, ternak ayam ini bisa menghasilkan daging dan telur berkualitas dengan harga lebih rendah dari pasaran, sehingga masyarakat Desa Pagelaran bisa membeli lebih murah. Kami mohon dukungan warga agar program ini berhasil, dan kami pun akan terus berupaya menciptakan kenyamanan bersama,” tutup Yusuf.*