Psikoedukasi Cegah 3 Dosa Pendidikan di SD Kaliwungu: Kolaborasi Mahasiswa Kampus Mengajar dan Guru Pendamping
SEMARANG - SD Kaliwungu yang berlokasi di Kabupaten Semarang mengadakan kegiatan psikoedukasi untuk mencegah tiga dosa pendidikan, yaitu perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual. Kegiatan ini dipandu oleh mahasiswa Kampus mengajar angkatan ke-7, dengan didampingi oleh guru pendamping, Bapak Agus Sutarto. Acara ini dirancang untuk memberikan pemahaman kepada siswa melalui pendekatan kreatif, seperti desain poster, mewarnai poster, dan kegiatan PEKA (Penguatan Karakter).
Para siswa terlihat antusias mengikuti sesi psikoedukasi ini. Mereka diajak untuk membuat poster yang berisi pesan-pesan positif terkait toleransi, anti-perundungan, dan perlindungan dari kekerasan seksual. Setelahnya, siswa bersama-sama mewarnai poster tersebut sebagai bentuk ekspresi kreativitas sekaligus memperkuat pemahaman mereka. “Melalui kegiatan seperti ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga diajak untuk menginternalisasi nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Bapak Agus Sutarto.
Selain itu, mahasiswa Kampus Mengajar juga mengadakan kegiatan PEKA (Penguatan Karakter), di mana siswa diberikan permainan dan simulasi yang mengajarkan pentingnya saling menghormati dan menjaga keharmonisan di sekolah. Pendekatan ini bertujuan agar siswa dapat memahami bahaya dari tiga dosa pendidikan dan langkah-langkah pencegahannya melalui cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.
Dukungan dari guru pendamping dan pihak sekolah membuat kegiatan ini berjalan dengan lancar. Poster-poster hasil karya siswa pun dipajang di sudut-sudut kelas sebagai pengingat visual bagi seluruh warga sekolah. “Kegiatan psikoedukasi seperti ini adalah bentuk nyata dari layanan pendidikan yang tidak hanya mendidik tetapi juga membangun karakter siswa,” tambah Bapak Agus Sutarto.
Dengan kolaborasi yang solid antara mahasiswa Kampus Mengajar dan SD Kaliwungu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang. Pihak sekolah berharap inisiatif serupa dapat terus dilakukan untuk menciptakan generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan bebas dari pengaruh negatif di lingkungan p
endidikan.