Tangerang Selatan - Di tengah rutinitas tahfidz dan kajian kitab, Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Ar Rahmani Ciputat menghadirkan suasana berbeda. Aula pesantren yang biasanya dipenuhi lantunan ayat-ayat Al-Qur'an berubah menjadi ruang pembelajaran komunikasi. Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang (UNPAM) hadir menggelar pelatihan public speaking bagi para santriwati, sebagai bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).


Di pesantren, kemampuan berbicara di depan umum sering muncul secara alami melalui kegiatan ceramah internal. Namun, teknik penyampaian yang terstruktur, pengelolaan suara, hingga cara tampil percaya diri merupakan keterampilan yang jarang disentuh secara formal. Hal inilah yang menjadi fokus loka karya kali ini.


Para santriwati terlihat menyimak dan mencoba memahami konsep komunikasi, persuasi, hingga berbicara di depan kamera. Ada yang mencatat serius, ada pula yang tertawa kecil ketika latihan mereka terdengar gugup atau terbata. Suasana belajar berjalan ringan dan hangat.


“Saat berbicara dan menyampaikan pesan di depan orang banyak ataupun di depan kamera, kita harus tahu bagaimana mengatur pernafasan dan gesture tubuh dengan baik. Hirup napas dalam-dalam lalu hembuskan pelan-pelan,” ujar Mira Natalia Pellu, S.I.Kom., M.I.Kom., sambil memberi contoh gerakan. Ia menambahkan bahwa keterampilan tersebut sangat relevan untuk dakwah digital.


“Nantinya, kemahiran public speaking, menyampaikan pesan dengan runut ini sangat diperlukan juga dalam pembuatan konten dan dakwah di media sosial,” lanjutnya.


Namun, berbeda dari kebanyakan remaja di luar pesantren, para santriwati ini tidak berinteraksi intens dengan dunia digital. Ponsel hanya boleh digunakan di waktu tertentu. Meski begitu, mereka tetap mengikuti perkembangan tren dakwah di media sosial. Beberapa dari mereka bahkan bertekad untuk mulai membuat konten dakwah Islami mandiri setelah pelatihan ini, dengan peralatan sederhana yang mereka miliki.


Kolaborasi ini lahir sebagai bagian dari kegiatan rutin PKM yang dilakukan dua kali setahun oleh dosen-dosen UNPAM. “Kolaborasi dan sinisiasi kali ini diwujudkan dalam kegiatan Pelatihan Public Speaking dan Komunikasi Efektif bagi Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Ar Rahmani,” kata Adwin Agung Kurniawan, S.S., M.I.Kom.


Menariknya, persiapan kegiatan juga melibatkan santriwati secara langsung. Mereka menata aula, mempersiapkan perlengkapan, hingga menyajikan hidangan untuk peserta dan tamu. Kegiatan berlangsung sederhana, namun penuh rasa saling membantu. Aula berukuran sekitar 7 x 7 meter, dengan rak-rak yang dipenuhi Al-Qur'an dan kitab-kitab, menjadi saksi perjumpaan antara tradisi pesantren dan keterampilan komunikasi modern.


Dukungan pimpinan pesantren, Asa'ad, S.Th.I, M.Pd., serta keterlibatan mahasiswa pendamping seperti Syafira dan Raymond, menjadi bagian penting dari keberhasilan pelatihan. Di ruang itu, para santriwati tidak hanya belajar berbicara dengan lebih baik, tetapi juga belajar melihat dakwah sebagai pesan yang harus disampaikan dengan cara yang bijak, efektif, dan menyentuh hati.


Pelatihan ini tidak sedang mengubah pesantren menjadi sekolah komunikasi. Ia hanya membuka ruang baru bagi santriwati: bahwa dakwah tidak hanya mengandalkan isi yang baik, tetapi juga cara penyampaiannya. Dan keterampilan tersebut kini mulai tumbuh, perlahan, dari ruang sederhana yang penuh kesungguhan belajar.*