Jakarta – Sabtu sore di Jakarta, ruang diskusi Refleksi Akhir Tahun 2025 dipenuhi percakapan hangat tentang masa depan Indonesia. Namun di antara berbagai topik besar yang dibahas, satu kisah menonjol, kisah tentang bagaimana cahaya kembali hadir di tengah gelapnya bencana di Sumatra Utara.
Diskusi bertema “Meneguhkan Nilai Kebangsaan & Pesan Para Pemimpin untuk Indonesia Lebih Baik” itu menghadirkan tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang: Moh. Gunawan Abdillah, seorang pengamat media; Joko Priyaski atau Jojo, Ketua Kamaksi; dan akademisi muda Fauzan Luthsa. Mereka tak hanya berbicara soal gagasan besar, tetapi juga memberi sorotan pada kerja nyata di lapangan—terutama pemulihan listrik pasca bencana.
Sejak banjir dan longsor melanda wilayah Sumatra Utara, ribuan rumah terputus dari aliran listrik. Namun hingga 5 Desember 2025, PT PLN (Persero) mencatat tingkat pemulihan telah mencapai 98,61 persen. Angka yang bukan sekadar statistik, melainkan cermin dari kerja keras tanpa henti di medan yang tak bersahabat.
Di Sibolga dan Tapanuli Tengah, 900 tiang listrik yang tumbang telah diganti. Para teknisi PLN bekerja di tengah hujan deras, tanah licin, dan ancaman longsor susulan. Mereka bukan hanya memperbaiki kabel dan gardu, tetapi juga mengembalikan harapan bagi lebih dari 92 ribu warga yang sempat terisolasi dalam gelap.
“Ini bukan sekadar soal listrik menyala. Ini tentang bagaimana negara hadir di saat rakyatnya membutuhkan,” ujar Jojo, yang mengutip pernyataan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo. Ia menyampaikan apresiasi atas dedikasi para petugas yang bekerja siang malam, bahkan saat kondisi belum sepenuhnya aman.
Pemulihan dilakukan dengan pendekatan bertahap dan terukur. Objek vital seperti BTS telekomunikasi, rumah sakit, dan posko pengungsian menjadi prioritas utama. Di balik layar, kolaborasi antara PLN, pemerintah daerah, TNI, Polri, dan masyarakat lokal menjadi kunci percepatan.
Fauzan Luthsa menambahkan perspektif global. Ia membandingkan dengan bencana serupa di California yang membutuhkan waktu hampir sebulan untuk memulihkan listrik. “Apa yang dilakukan PLN di Sumut adalah pencapaian luar biasa. Ini menunjukkan bahwa kita punya kapasitas dan ketahanan yang tak kalah dari negara maju,” katanya.
Diskusi ditutup dengan doa untuk keselamatan dan pemulihan penuh wilayah terdampak bencana. Namun lebih dari itu, kisah pemulihan listrik di Sumut menjadi pengingat bahwa di balik kabel dan tiang-tiang yang berdiri kembali, ada semangat gotong royong dan ketangguhan yang tak pernah padam.*



