Pengamat Sosial dan Lingkungan, Ari Sumarto Taslim Ulas Bencana Hidrologi di Sukabumi

Pengamat Sosial dan Lingkungan, Ari Sumarto Taslim Ulas Bencana Hidrologi di Sukabumi

Smallest Font
Largest Font

JAKARTA – Bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Sukabumi selama dua hari berturut-turut, Selasa (3/12) dan Rabu (4/12), kembali menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi dan kesadaran masyarakat terhadap ancaman banjir dan longsor. Dengan 33 titik bencana yang tersebar di 22 kecamatan, ratusan jiwa terdampak, termasuk adanya korban meninggal akibat longsor di Sukabumi.

Menurut pengamat sosial dan lingkungan, Ari Sumarto Taslim, bencana ini menuntut langkah antisipasi yang lebih tegas dari pemerintah, sekaligus kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko hidrometeorologi. Dalam pandangannya, fenomena ini bukan hanya soal dampak alamiah, tetapi juga persoalan perilaku manusia dalam menghadapi bencana.  

Ari Sumarto Taslim Ingatkan Pengendara Jangan Memaksa Melintasi Banjir

Ari menyoroti pentingnya himbauan kepada pengendara mobil dan motor agar tidak memaksakan diri menerjang banjir. Menurutnya, banyak kasus kecelakaan dan kerugian terjadi karena minimnya kesadaran masyarakat akan risiko ini.  

"Menerjang banjir tidak hanya membahayakan keselamatan pengendara, tetapi juga memperparah kerusakan kendaraan dan menghambat upaya evakuasi di lokasi terdampak," ujar Ari, pada Jumat, 6 Desember 2024. Ia menambahkan, pemerintah daerah perlu memasang rambu-rambu peringatan di titik rawan banjir dan longsor untuk mencegah kecelakaan yang tidak perlu.  

Analisis Penyebab dan Mitigasi Bencana Longsor di Sukabumi 

Ari menjelaskan bahwa bencana longsor di Sukabumi dipengaruhi oleh beberapa faktor utama: curah hujan tinggi, kondisi tanah yang labil, dan degradasi lingkungan akibat alih fungsi lahan yang tidak terkendali.  

"Perubahan tata guna lahan, seperti konversi hutan menjadi area permukiman atau perkebunan, memperburuk daya tahan tanah terhadap curah hujan. Ini menjadi salah satu penyebab utama longsor di wilayah Sukabumi," jelasnya. Ia menegaskan perlunya penegakan kebijakan tata ruang yang ketat untuk mencegah terulangnya bencana serupa.  

Selain itu, Ari mengingatkan bahwa perubahan iklim turut memperparah intensitas curah hujan, sehingga masyarakat harus lebih waspada terhadap potensi longsor, terutama di daerah berbukit dan berlereng curam.  

Ari Sumarto Taslim Soroti Tanggap Darurat dan Keselamatan Masyarakat

Langkah Pemkab Sukabumi menetapkan status tanggap darurat bencana diapresiasi oleh Ari. Namun, ia menekankan bahwa respons cepat ini harus diiringi dengan perencanaan jangka panjang untuk meminimalkan risiko di masa depan.  

"Tidak cukup hanya menyalurkan bantuan dan mengevakuasi korban. Kita butuh strategi mitigasi berbasis komunitas, seperti pelatihan tanggap bencana, penanaman vegetasi penahan longsor, serta peningkatan akses informasi tentang potensi bencana," katanya.  

Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah dalam memperkuat kapasitas mitigasi bencana. "Edukasi tentang bencana harus menjadi prioritas, terutama bagi warga di kawasan rawan. Ini adalah investasi jangka panjang untuk keselamatan masyarakat," tegasnya.  

Data sementara dari BPBD Sukabumi mencatat, 103 kepala keluarga atau 243 jiwa terdampak, dengan 93 orang terpaksa mengungsi. Total kerugian material diperkirakan mencapai Rp695 juta, mencakup 40 rumah rusak dan enam fasilitas umum yang terdampak.  

Ari menutup analisanya dengan harapan agar bencana ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk tidak hanya merespons ketika bencana terjadi, tetapi juga proaktif dalam mencegahnya. "Kesadaran kolektif dan solidaritas adalah kunci untuk menghadapi bencana hidrometeorologi. Semua pihak harus mengambil peran aktif untuk melindungi lingkungan dan masyarakat," pungkasnya.  

Musibah ini menjadi pengingat pentingnya langkah mitigasi terpadu dan perilaku bertanggung jawab dari masyarakat, sekaligus ujian bagi pemerintah daerah untuk memperkuat sistem penanggulangan bencana di masa depan.*

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Brodin Author

Rekomendasi

Postingan dibawah ini milik Platform Advertnative, redaksi portalberita.co.id tidak terkait dengan pembuatan konten ini.