KKN Unisri Gelar Sosialisasi Tentang Bahaya Penyebaran Video dan Gambar Pornografi Melalui Media Sosial
Ditulis oleh: Janitra Nursetyo Bayu Seno
SOLO - Pelaksanaan program individu kuliah kerja nyata universitas slamet riyadi kelompok 85 semanggi 2 yang beranggotakan Janitra Nursetyo Bayu Seno yang merupakan mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta.Telah sukses melaksanakan Proker individu dengan tema "Sosialisasi Tentang Bahaya Penyebaran Video dan Gambar Pornografi Melalui Media Sosial." (2/09/2024).
Yang telah berhasil di implementasikan di Kelurahan Semanggi, berdasarkan fakta sosial yang ada bahwa rendahnya angka pendidikan di desa semanggi, kurangnya motivasi dan kurangnya adanya sosialisasi tentang kebijakan pemerintah mengenai bantuan-bantuan pendidikan yang telah direalisasikan oleh Kemendikbud.
Sosialisasi yang dilakukan berupa sosialisasi mengenai pemberian data dan fakta BPS tentang penurunan angka pendidikan dan anak putus sekolah.
Data BPS menunjukkan bahwa presentase penduduk miskin pada rumah tangga yang dikepalai oleh mereka yang tidak memiliki ijazah ( belum/ tamat SD) adalah sekitar 14, 55 % ( tahun 2022).Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki ijazah Diploma/ Universitas,dimana tingkat universitas hanya 3,57%.Hal inilah yang bisa menunjukkan bahwa semakin rendahnya tingkat pendidikan kepala rumah tangga,semakin tinggi pula angka kemiskinan.
Dampak pornografi bagi anak,remaja,dan pemuda adalah:
Kecanduan: Pengeluaran hormon dopamin pada otak.
Merusak otak: Dapat merusak otak anak tepatnya pada salah satu otak depan yang disebut Pre Frontal Cortex (PFC).
Keinginan Mencoba dan Meniru: Ini berkaitan dengan terpengaruh nya mirror neuron.
Mulai melakukan tindakan seksual: Mencoba melakukan tindakan seksual untuk mengatasi rasa penasarannya.
Perilaku seks bebas: Aktivitas seks itu dianggap lumrah dan menyenangkan mulai dari berciuman, hubungan seksual, bergonta-ganti pasangan hingga aktivitas seks massal semuanya tersedia dalam berbagai informasi.
Ciri -ciri kecanduan pornografi bagi anak, remaja, dan pemuda adalah:
Sering merasa gugup dan cemas: Seseorang terlihat gugup ketika berkomunikasi dengan orang lain karena merasa cemas dan takut rahasia pornografinya terbongkar.
Senang menyendiri, terutama di kamar: Seseorang selalu ingin mencari kesempatan untuk memenuhi hasrat biasanya orang yang kecanduan pornografi akan lebih suka menyendiri, terutama di kamar untuk melihat pornografi.
Sangat terikat dengan gawai/ perangkat: Seseorang yang kecanduan pornografi akan lebih terikat dengan gawainya. Ia merasa cemas jika gawainya dipinjam oleh orang lain.
Gangguan Emosi: Seseorang yang memiliki perasaan kacau ketika selalu mencari konten pornografi dan mudah marah atau tersinggung ketika kegiatan mengakses pornografinya terganggu oleh keluarga maupun teman-temannya.
Bagaimana peran orang tua dalam pencegahan pornografi adalah
mempelajari pendidikan ilmu agama sejak dini untuk agar bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Memberikan pendidikan seks sejak dini dengan menjelaskan mengenai seks secara menyeluruh mulai dari organ mana yang tidak boleh disentuh oleh orang lain dan hal-hal yang harus dihindari.
Menjelaskan bahaya pornografi dengan memberikan penjelasan dari dampak pornografi yang merusak otak, mental hingga perilaku dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Komunikasi yang intens dengan menjalin komunikasi yang baik dengan anak agar merasa dipedulikan dan tidak merasa kesepian hingga terhindar dari segala kegiatan negatif.
Memberi pengawasan secara rutin dengan peran orang tua untuk selalu mengontrol dan mengawasi penggunaan gadget yang tidak berlebihan agar mencegah dari paparan negatif pornografi.