Guru Swasta akan Terusir oleh ASN PPPK
BOGOR - Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah mengeluarkan keputusan bahwa guru ASN PPPK akan didistribusikan ke sekolah swasta. Hal ini merupakan kebijakan yang menimbulkan sisi positif dan negatif bagi para guru. Namun bagi para guru swasta yang dengan segala kendalanya belum bisa diangkat sebagai ASN PPPK tentu saja kebijakan ini menjadi momok atas profesi mereka.
Dari salah satu sudut pandang, terlihat bahwa kebijakan ini merupakan bentuk kepanikan pemerintah karna mengangkat ASN PPPK secara ugal-ugalan beberapa tahun terakhir dan hingga sekarang masih terus bertambah. Akibatnya daya tampung sekolah negeri yang seharusnya menjadi tempat mereka sudah hampir over kapasitas. Tentu saja, sekolah swasta akhirnya menjadi sasaran yang dipaksa untuk menampung mereka.
Selanjutnya, Kamis (23/1/2025) ditemui di Kantornya, Ketua Umum GM Pro - Anto Putrawan, S.Pd menanggapi hal ini dengan menyatakan bahwa GM Pro sangat menyayangkan. Dalam penyampaiannya beliau menyampaikan bahwa dari awal seharusnya program PPPK ini harus dalam lajur yang terukur dengan sasaran negara mendapatkan guru-guru yang profesional dalam melaksanakan pendidikan di Indonesia. Namun, pada pelaksanaannya, program PPPK ini terlihat ugal-ugalan. Terlihat dengan adanya keputusan yang tetap mengangkat orang-orang yang tidak lulus seleksi sekalipun. Dan beberapa bulan terakhir, kriteria pengangkatan guru PPPK pun makin bervariasi dan membingungkan.
"Ya begitulah bang, pemerintah seolah tidak punya ketetapaan atas pelaksanaan progam PPPK ini. Mereka seolah tidak paham apa yg seharusnya menjadi dasar berpikir dan sasaran adanya pengangkatan guru. Program ini berjalan saya pikir tidak berjalan dengan tujuan yang benar namun lebih pada mau terlihat hebat walaupun dalam kendali situasi yang akhirnya bingung sendiri" ungkap Abah Anto (sapaan).
Adanya kebijakan ASN PPPK yang didistribusikan ke sekolah swasta menurut beliau juga dari sudut pandang guru swasta itu sendiri menjadi kebijakan yang akan mengusir para guru swasta dari pekerjaannya. Yayasan sekolah swasta pastinya akan memilih untuk menerima para ASN PPPK untuk mengajar di sekolahnya dibanding para guru swasta murni karna yayasan akan terbantu dalam penggajian. Alhasil dengan adanya guru ASN PPPK yang masuk maka guru swasta yang ada akan dikurangi atau bahkan dihabiskan.
"Saya atas nama GM Pro maunya, program PPPK ini berjalan sesuai tujuan utamanya bang, yakni negara mendapat guru yang profesional untuk melaksanakan pendidikan. Oleh karna itu, PPPK ini harusnya bisa diikuti oleh seluruh guru yang ada di Indonesia tanpa pandang bulu. Ya,,kalau lulus jadi diangkat dan kalau gak lulus belajar lagi. Bukannya seperti sekarang, yang tidak lulus seleksipun akan tetap diangkat" lanjut Abah Anto.
Saya atas nama guru-guru swasta yang tergabung dalam GM Pro menuntut Pemerintah untuk perbaiki pelaksanaan PPPK ini, munculkan ketetapan yang pasti dan berlaku untuk semua calon ASN PPPK baik itu honorer sekolah negeri, guru swasta dan guru-guru lainnya. (Red)