Buka Jambore Santri, Bupati: Masa Depan Subang Ada di Pundak Santri
SUBANG - Bupati Subang, H. Ruhimat, didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Subang, Hj. Yoyoh Sopiah Ruhimat, hadir dalam kegiatan Jambore Santri PAC IPPNU Kecamatan Tanjungsiang dalam rangka Hari Santri Nasional Tahun 2022, bertempat di Bukit Pamoyanan, Desa Kawungluwuk, Kecamatan Tanjungsiang, Selasa (25/10/2022).
Kang Jimat beserta Mimih menempuh perjalanan kurang lebih 300 meter untuk sampai ke Puncak Bukit Pamoyanan dan menghadiri Jambore Santri yang dilaksanakan pada 25-26 Oktober 2022 dengan peserta perwakilan santri yang berasal dari berbagai Pondok Pesantren se-Kecamatan Tanjungsiang.
KH Dede Yusuf, Ketua MWC NU Kecamatan Tanjungsiang dalam laporannya menyampaikan kegiatan tersebut bisa dilaksanakan berkat kekompakan IPNU dan IPPNU Kecamatan Tanjungsiang. "Berkat kerjasama diprakarsai oleh IPNU dan IPPNU Tanjungsiang. Ini adalah acara kedua setelah jalan santai seluruh pesantren se-Kecamatan Tanjungsiang."
KH Dede menambahkan, saat ini pergerakan santri sangat hidup dan semakin kompak.
"Pergerakan santri ayeuna parantos hirup, tos kompak, sebab mereka lah yang akan melanjutkan perjuangan kita di masa mendatang."
Selanjutnya, Drs. Vino Camat Tanjungsiang dalam kesempatan tersebut menyampaikan acara yang diadakan di ketinggian 635 mdpl adalah gambaran dari Kecamatan Tanjungsiang terkait kondisi sejuk di Kecamatan Tanjungsiang dan spirit keagamaan yang sangat kental.
"Kondisi Kecamatan Tanjungsiang alhamdulillah kondusifitas terus terjaga, terus kompak. Saya melihat Kecamatan Tanjungsiang khas yaitu kegiatan keagamaan menonjol, serta budaya dan kesenian yang luar biasa. Bahkan setiap bulan ada pertemuan ulama dan umara yang tidak ada di Kecamatan yang lain. Sehingga koordinasi dan sinergi anatara Ulama dan Muspika Kecamatan Tanjungsiang bisa terus terjalin."
Memulai sambutannya, Kang Jimat berpesan agar seluruh hadirin tidak berhenti bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepada Kabupaten Subang, khususnya para santri karena Jambore Santri dapat terlaksana di tempat yang begitu indah. "Demikian ciptaan Allah untuk manusia untuk dinikmati untuk disyukuri, pada kesempatan ini mari kita syukuri yang salah satunya adalah dengan Jambore Santri ini diadakan di Bukit Pamoyanan."
Kang Jimat menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan Jambore Santri ini. "Atas nama pemerintah maupun pribadi saya apresiasi panitia dan seluruh pihak atas terlaksananya acara ini. Mudah-mudahan ini bisa diikuti oleh kecamatan yang lain."
Kepada para santri yang hadir, Kang Jimat memberikan motivasi dan pelajaran hidup di mana jalan yang Ia lalui untuk menjadi Bupati bukanlah jalan yang mulus, tetapi penuh dengan lika-liku. "Saya ingin menyampaikan perjalanan hidup saya, semoga kalian dapat mengambil hikmahnya. Sebab saya sudah 58 tahun, saya sudah tua, tentunya hari esok Subang, hari esok Tanjungsiang ada di kalian."
Kang Jimat memotivasi para santri dengan mengutip Hadits yang menyatakan bekerjalah seperti akan hidup selamanya, dan beribadahlah seakan engkau mati esok hari agar para santri serius dalam menuntut ilmu. "Hikmah dari hadits tersebut dalam arti, kita bekerja semaksimal mungkin baik bekerja maupun belajar. Bapak inginkan santri bisa menjadi tumpuan hari esok Subang. Tumpuan harapan kami yang sudah tua ada pada kalian. Tapi kalau kalian tidak sungguh-sungguh bagaimana implementasi hadits tadi? Ikuti apa yang diminta oleh orang tua, dan para ustaz di pondok pesantren."
Kang Jimat menginginkan santri tidak hanya ahli dalam bidang agama, tetapi mampu menjadi ahli di bidang yang lain dengan tetap mempertahankan ilmu agama yang didapat. "Saya tidak mau santri justru nanti cuma jadi lebe atau amil. Kalian harus palugada. Harus siap menjadi dan berperan apapun."
Kang Jimat juga berbagi pengalaman perjuangan hidupnya kepada para santri.
“Saya ditinggal oleh ayah saya kelas 5 SD. Tapi alhamdulillah oleh nenek kala itu selalu saya ikuti. Ketika saya ditinggal nenek kerja, saya hanya dibekali pari, dan harus diolah untuk saya makan, ditutu heula. Di tengah kondisi yang demikian, Bapak maksa ingin melanjutkan sekolah ke SMA karena ibu Pak Bupati hanya seorang pembantu rumah tangga di Bekasi. Tapi saya pengen banget sekolah. Mau tidak mau Bapak sambil ikut ibu jadi pembantu, bapak menjadi loper koran. Mulai pagi, siangnya baru sekolah. Maksain bapak sekolah. Saha nu nyangka yang jadi Bupati Subang seorang anak yatim bekas loper koran."
Kang Jimat berharap, dengan motivasi yang Ia berikan dan bimbingan dari para pengasuh di Pondok Pesantren, para santri mampu menjadi pribadi yang kuat, pekerja keras, dan berbudi luhur. "Saya tidak mau kalian santri menjadi lemah. Harus semangat belajar dengan baik. Pertama bejalar, kedua bantu bapak ibu kalian. Jauhi hal-hal yang akan bermasalah hanya enak sekejap, ataupun hanya mengikuti nafsu. Saya minta ikuti apa yang diajarkan oleh guru-guru di Pondok Pesantren. Mondok di manapun kalau tidak belajar dengan baik apa artinya. Karena harapan hari esok ada pada kalian.
Tidak menutup kemungkinan, 20-25 tahun yang akan datang ada yang menggantikan Bapak jadi Bupati. Tapi tidak cukup dengan khayalan. Harus kalian lakukan dengan sungguh-sungguh."
Terakhir, Kang Jimat memohon doa dari para santri agar dirinya diberikan kekuatan untuk menjalankan amanah sebagai Bupati dengan baik. "Bapak minta doa, saat ini bapak sedang jadi Bupati, mudah-mudahan bisa menjalankan dengan baik dan amanah untuk pembangunan di Kabupaten Subang."
Selanjutnya Kang Jimat secara simbolis memukul rebana sebagai tanda dimulainya Jambore Santri Kecamatan Tanjungsiang Tahun 2022 dan memberikan kadedeuh darinya kepada panitia acara. "Selamat menjalankan Jambore Santri. Mudah-mudahan bisa diikuti oleh seluruh santri di Kabupaten Subang."
Hadir dalam acara tersebut Ketua Muslimat NU Kabupaten Subang, Jajaran MWC NU Kecamatan Tanjungsiang, Ketua MUI Kecamatan Tanjungsiang, Pimpinan Ponpes se-Kecamatan Tanjungsiang, Muspika Kecamatan Tanjungsiang, Kepala Desa se-Kecamatan Tanjungsiang, dan para santri peserta Jambore Santri. (Doc/Asep Nasa YH)