Akselerasi Perekonomian Pedesaan yang Inovatif dengan Pemanfaatan Banggal Jagung menjadi Briket
Oleh : Devita Apriyani, Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Slamet Riyadi Surakarta
BOYOLALI - briket merupakan bahan bakar alternatif yang mudah dibuat dan sangat praktis untuk dapat dikerjakan oleh masyarakat. Selain itu pemanfaatan limbah Banggal yang cenderung kurang dimanfaatkan masyarakat menjadi alasan saya memilih untuk mengolah limbah Banggal jagung yang ada disekitar lingkungan desa Semawung, turunan menjadi briket.
Briket mempunyai keuntungan ekonomis yang tinggi yaitu mudah dibuat dan memiliki nilai kalor.Bahan dasar briket adalah merupakan padatan berpori hasil proses pembakaran bahan yang mengandung karbon dengan kondisi tanpa oksigen sehingga bahan hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Sebagian besar pori pada arang masih tertutup oleh hidrogen, tar, dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari minyak spertus, abu, air, dan tepung maizena. Pada prinsipnya pembriketan adalah proses pengempaan bahan berukuran partikel kecil yang berasal dari limbah organik, limbah pabrik, maupun limbah perkotaan di dalam suatu cetakan untuk diperoleh struktur padatan yang rapat dan kompak.
Biasanya briket terbuat dari kayu yang dibakar kemudian dicetak. Namun, penggunaan kayu sebagai bahan baku pembuatan briket akan menjadi tidak efektif dan efisien karena menyebabkan banyaknya pohon yang harus ditebang. Maka dari itu, limbah limbah organik pertanian berupa bongkol jagung dapat dipilih menjadi alternatif bahan baku yang efektif dan efisien dalam pembuatan briket.
Banyaknya hasil pengolahan jagung ini menghasilkan bongkol jagung yang tidak termanfaatkan secara maksimal sehingga bisa menjadi limbah organic hasil perkebunan yang ada di Desa Semawung, Turunan. Ketersediaan bongkol jagung yang cukup melimpah akan tetapi belum termanfaatkan secara maksimal perlu dicari alternatif pengolahannya sehingga dapat menjadi sumber energy variatif baru dan terbarukan dan lebih diminati oleh masyarakat untuk dimanfaatkan. Hal ini perlu dilakukan mengingat kebutuhan akan energy kian meningkat dan sumber energi kian terbatas.
Selain itu untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan dengan memanfaatkan produk yang ramah lingkungan sehingga diharapkan melalui program ini akan terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif sehingga meningkatkan pendapatan atau lapangan pekerjaan tambahan warga Semawung.
Dengan di dukung marketing branding yang baik dan benar, diharapkan di desa Semawung menjadi desa unggul dengan ciri khas briket dari bonggol jagung. Dengan Bantuan Dosen Pembimbing yaitu M. Hery Yuli Setiawan, S.Pd., M.Pd
progam kerja ini khususnya di ambil oleh mahasiswa KKN PPM UNISRI 2023, khususnya Devita Apriyani dengan memberikan pengetahuan dan wawasan kepada warga desa Turunan bahwa bonggol jagung yang tidak terpakai ternyata dapat dijadikan bahan briket dan dapat dijual sehingga menjadi pendapatan tambahan untuk warga desa.
Tujuan dalam pelaksanan program ini untuk mengajak masyarakat terjun langsung dalam pembuatan serta memberikan wawasan tentang potensi energi lokal dan pemanfaatan serta pengolahan limbah pertanian bongkol jagung untuk bahan dasar dalam pembuatan produk briket arang sebagai energi alternatif. (***)